Renungan Misa Hari Minggu 17 Januari 2021


YESUS ADALAH GURU KITA

 

*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

 

1Sam 3:3b-10.19

Mzm 40:2.4ab.7-8a.8b-9.10, R:8a.9a.

1Kor 6:13c-15a.17-20

Yoh 35:42

 

 

Kita tahu membaca dan menulis karena jasa besar para guru kita. Kata pertama yang saya tahu tulis dan baca adalah kata Ibu. Kata kedua adalah Ayah. Guru mengajar dan murid belajar. Guru mengajar murid yang belum mengerti menjadi mengerti. Pengertian yang tepat memandu perilaku yang akurat dan hal itu memberikan rasa puas yang sangat mendalam. 

 

 

Yohanes pembaptis adalah guru yang baik. Seorang guru yang baik mengajar muridnya memiliki pengertian yang baik tentang bahan pengajarannya. Yohanes Pembaptis adalah guru yang mengajar tentang semua persiapan bagi kedatangan Yesus sebagai Mesias, Anak Domba Allah Yang Menghapus Dosa Dunia. Para muridnya mengerti akan proses pengajaran Yohanes Pembaptis untuk kedatangan Yesus. Para muridnya menyaksikan sendiri Yohanes membaptis Yesus di sungai Yordan. Yohanes Pembaptis ketika  melihat Yesus datang, kepada para muridnya ia menunjuk Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Setelah Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, dua muridnya yaitu Andreas dan Yohanes langsung mengikuti Yesus. Menurut hemat saya, para murid Yohanes Pembaptis melakukan hal ini karena mereka sudah mendapat pengajaran Yohanes Pembaptis selama berada bersama dengan gurunya. 

 

 

Saat mereka mulai meninggalkan Yohanes Pembaptis sebagai gurunya, mereka melihat Yesus sebagai seorang guru yang mengajar dan mereka menempatkan diri sebagai murid yang mau belajar pada sang guru. Mereka bertanya kepada Yesus: “ Rabi artinya guru, dimanakah Guru tinggal?”  Pertanyaan murid ini tentu membutuhkan jawaban yang diharapkan. Tetapi Yesus mengatakan kepada mereka bukan inti pertanyaan tentang tempat tinggal tetapi Yesus justru bertanya balik kepada dua murid itu, “Apakah yang kamu cari?” Pertanyaan Yesus ini memiliki beraneka jawaban yang ada di dalam pikiran dan hati dua murid yang telah memutuskan mengikuti Yesus sebagai sang guru. Para murid barangkali mencari Yesus sebagai seorang Guru yang baik yang menjadi tempat belajar mereka sebagai para muridNya. Para murid bisa saja mencari Yesus sebagai seorang  guru sekaligus sebagai penyembuh orang sakit, dan melakukan mujizat yang mengundang banyak orang datang kepadaNya termasuk para murid yang selalu berada Bersama Yesus dalam doa, kerja, karya pelayanan. Mereka bisa saja mengikuti Yesus untuk mencari sebuah  status yang tinggi di depan publik berkat keunggulan Yesus yang menarik banyak orang. Mereka bisa saja mengikuti Yesus untuk mencari harta yang banyak lewat keunggulan Yesus yang melakukan mujizat di samping pengajaranNya yang penuh kuasa dan berwibawa. Misalnya Yudas Iskariot yang menjual Yesus untuk mendapatkan harta bagi dirinya sendiri. Mereka bisa saja mengikuti Yesus untuk mencari dan menemukan berbagai kemudahan pemenuhan kebutuhan karena Yesus dapat melakukan mujizat. Mereka juga bisa jadi mengikuti Yesus sebagai Guru yang dapat mengajar mereka dalam kata dan teladan hidupNya tentang diriNya adalah Mesias, dan Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia agar mereka dapat mengerti. Pengertian yang tepat tentang Yesus Sang Guru mereka, memandu mereka lebih kokoh mencintai Yesus selama hidup Bersama sang guru. 

 

Yesus adalah Guru mereka secara fisik dalam hidup bersama dalam karya dan pengajaran selama kurang lebih tiga tahun. Singkat kata, pertanyaan Yesus, apa yang kamu cari adalah sebuah pertanyaan mendasar untuk memurnikan motivasi para murid yang telah meninggalkan Yohanes Pembaptis dan menjadi murid Yesus. 

 

Yesus adalah Guru yang mengajar dan para murid adalah murid yang mendengar pengajaran dan perbuatan Yesus dan belajar dari Sang Guru yang mengajarkan apa yang dilakukanNya dan melaksanakan apa yang diajarkanNya. Hasil akhirnya ada dua yaitu ada yang berhasil misalnya Petrus menjadi pemimpin Gereja Katolik Pertama dan kepemimpinannya itu berlanjut sampai hari ini dalam diri Paus pengganti Petrus. Demikian juga sepuluh murid yang lain berhasil dalam tangan Yesus sebagai Guru Sang Pendidik. Sedangkan hanya satu yang mengkhianati Yesus sang guru karena dia gila harta/ekonom yang pada akhirnya menjual Yesus untuk memperkaya dirinya, lupa doa-sibuk urus uang-dan mencari uang, sampai tidak menemukan cara lain lagi sehingga dia menjual Yesus kepada musuh-musuh Yesus. 

 

Hasil akhir menjadi murid yang dididik Yesus sebagai Guru adalah ada yang baik tetapi ada yang jahat. Awalnya ada ekspektasi yang begitu tinggi untuk mendidik semua jadi sempurna. Tetapi pada akhirnya harus realistis bahwa manusia bukan robot yang dapat dikontrol dengan remote control oleh pemegang remote control. Antara Ekspektasi dan realitas masih ada kebebasan para murid untuk menentukan pilihan tersendiri mengatakan ya pada Yesus dan tidak pada iblis atau mengatakan tidak pada Yesus dan ya pada setan. Kebebasan itulah yang kita temukan di dalam diri Yudas dan 11 murid lainnya. 

 

Pesan bagi kita sebagai murid Yesus pada zaman pandemic covid-19 ini adalah, kita mendengar pengajaran Yesus   dengan berpegang pada Mat 5:37, “Senantiasa Ya pada Tuhan Yesus Sang Guru Sejati kita, Selalu tidak pada kuasa setan-iblis.” Ini adalah prinsip kita sebagai murid Yesus Sang Guru Sejati, Mesias, Anak Domba Allah Yang Menghapus Dosa Dunia. Kita tidak kenal hidup abu-abu seperti yang kita dengar dalam dunia politik dengan prinsip, orang bisa hidup abu-abu berdasarkan kepentingan, bukan berdasarkan hal-hal prinsipil. ***