Iman yang Menyelamatkan
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Renungan Misa Harian
Jumat 8 Januari 2021
1Yoh 5:5-13
Luk 5: 12-16
Seorang yang baru-baru ini Sembuh dari Positif covid 19, diminta banyak sahabatnya untuk berbagi pengalaman Sembuh dari covid 19. Kemudian ia mengawali sharingnya dengan pertanyaan ini.
Apa perbedaan pengalaman Sakit dan tinggal di Rumah Sakit Selama Masa pandemik covid-19 dengan Sakit dan tinggal di Rumah Sakit pada saat normal sebelum pandemik covid-19?
Sakit pada saat normal lebih baik daripada Sakit lalu Masuk Rumah Sakit pada saat pandemik covid 19. Sakit pada saat situasi normal, banyak sahabat dan anggota keluarga yang memperhatikan Kita yang sedang Sakit. Tetapi Sakit dan masuk Rumah Sakit Karena covid, lalu keluar isolasi mandiri, benar sebuah pengalaman yang sangat tidak enak. Sakit Positif covid , Kita sendiri yang Cucu pakain-setrika khusus atau terpisab dari orang lain, termasuk makan minum dan lain-lain. Orang pun menjauh dari Diri Kita sendiri. Secara Psikologis, lebih banyak stress dan itu menurunkan imun tubuh. Sampai Sembuh dari Sakit Positif corona virus 19, secara bertahap si Sakit menata kembali hidup secara normal. Kemudian satu hal utama yang membuat imun si penderita tetap kuat adalah ketika si sakit melewati pergulatan yang hebat sampai pada akhirnya ia tiba pada titik Percaya total kepada Tuhan, "kalau Tuhan mau maka saya disembuhkan." Kata-kata pasrah ini pada akhirnya membuat si sakit Damai dengan Diri sendiri. Meskipun Positif covid, tetapi selera makannya baik sehingga makanan dapat menambah imun tubuh dan damai dengan Diri yang sedang Sakit Positif covid 19, menambah imun tubuhnya. Penerimaan Diri yang sedang Sakit dan damai dengan Diri dan memiliki selera makan yang bagus, pada akhirnya kembali Negatif covid 19.
Si penderita kusta mengalami Sakit Fisik, Psikologis dan Sosial. Secara Sosial, si kusta diasingkan dalam pergaulan bersama. Secara Psikologis, si kusta mengalami tekanan Psikologis. Secara Fisik, Sakit kusta sulit disembuhkan. Tetapi tampaknya bahwa secara psikologis ia telah berdamai dengan Diri yang sedang Sakit Fisik-sakit kusta, dan secara Sosial, ia juga sudah Sembuh Karena ia berani mendekati Yesus dengan berkata kepada-Nya: " Jika Tuhan mau, tahirkanlah aku." Kata-kata nya ini adalah dasar pasrah dan Percaya total si kusta kepada Tuhan Yesus sang penyembuh atau dokter spiritual baginya. Tuhan tidak menutup mata terhadap dirinya. Tuhan Yesus berkata: "Aku Mau, jadikan engkau Tahir." Maka sembuhlah si kusta dan ia menyatakan kemuliaan Tuhan Yesus yang menyembuhkannya kepada imam dan mempersembahkan persembahan untuk pentahiran seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.
Bukti Bahwa Yesus adalah dokter spiritual yang menyembuhkan dirinya. Dan dalam aturan Yahudi seorang yang Sembuh dari Sakit setia memberikan persembahan syukur kepada imam.
Iman Kita dalam situasi normal seringkali iman Kita bertumbuh biasa-biasa saja. Tetapi pada saat tubuh Fisik dan Psikologis serta Sosial tidak berdaya lagi, satu-satunya kekuatan hidup Kita adalah pasrah total kepada Tuhan sumber hidup Kita. Pasrah total kepada Yesus sungguh dapat menyembuhkan Kita dari Sakit penyakit yang Kita alami dan derita. Iman yang bertumbuh di dalam Kepasrahan dapat menyembuhkan Kita.***