Renungkan Misa Harian Sabtu 16 Januari 2021



*P. Benediktus Bere Mali, SVD* 


Yesus Melayani Orang Yang Tidak Dilayani Ahli Taurat dan para imam Yahudi


Ibr. 4:12-16

Mrk. 2:13-17


Yesus setelah dibaptis untuk pelayanan di depan publik, mengalami ujian di padang gurun Selama 40 Hari dan 40 Malam. Yesus lulus ujian dalam pencobaan di Padang gurun. Hasil ujian lulus itu berisi tidak bermental instant, tidak gila kuasa, tidak gila harta, tidak gila wanita. Dengan kelulusan ini Yesus sudah selesaikan semua masalah dengan diri-Nya sendiri. Yesus fokus pada masalah-masalah yang ada di luar dirinya dalam tugas pelayanan kepada umat. 


Pelayanan-Nya pasti unik. Keunikan itu terletak di sini. Orang yang Tidak diperhatikan imam- imam dan ahli ahli Taurat, justru Yesus melayani-nya. Contoh dalam Injil, Kita mendengar dan melihat orang yang berdosa dan pemungut cukai tidak dilayani atau dijauhkan atau disingkirkan oleh institusi Agama Yahudi. Karena bagi mereka pemungut cukai adalah kaki- tangan Kaisar Romawi yang memungut pajak dari rakyat. Seorang pemungut cukai tentu sering memungut pajak  lalu tidak jujur dengan keuangan yang ada atau korupsi. Di mata ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi ini, seorang pemungut pajak adalah orang berdosa. Tetapi di mata ahli ahli Taurat dari golongan Farisi ini, Yesus adalah orang bersih, tidak berdosa. Maka di mata Ahli Taurat dan para imam, Yesus semestinnya menjauhi orang berdosa seperti Lewi. 


Tetapi Yesus bertolak belakang dari pandangan Ahli Taurat dan Imam-Imam itu. Mereka yang tidak dilayani, justru Yesus melayani mereka. Bagi Ahli Taurat dari golongan Farisi, orang berdosa harus dijauhkan dan diasingkan karena mereka najis. Tetapi Yesus  melayani mereka yang berdosa agar mereka kembali ke jalan yang benar yaitu jalan keselamatan. Yesus berkata kepada mereka yang menghalangi-Nya, " Bukan orang Sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa!"


Kita dapat menerima inspirasi dari Kitab Suci Hari ini, khususnya Yesus yang bermisi kepada orang-orang yang tidak diperhatikan oleh institusi  Agama Yahudi.   Kalau para pemimpin Agama Yahudi lebih fokus melayani orang yang Tidak Berdosa, dalam hal ini mereka yang memiliki kuasa dan harta sedangkan Yesus melayani orang-orang kecil  termasuk orang berdosa yang disingkirkan dalam kehidupan bersama. Hal ini terjadi karena Yesus sudah manata dirinya dan sudah tidak ada soal mendasar yang menjadi pengahalang bagi-Nya untuk melayani orang kecil dan sederhana serta miskin dan papa. Misi Yesus seperti ini lahir dari keberakaran-Nya pada Sabda Allah, Roh Kudus dan Allah Tritunggal yang Maha Kudus.***