Saat Panik versus Saat Normal
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Renungan Misa Harian
Rabu, 6 Januari 2021
Tahun Liturgi B
1Yoh 4:12-18
Markus 6:45-52
Kita pernah mengalami kepanikan di dalam hidup Kita. Kepanikan biasanya datang secara mendadak spontan di luar perencanaan atau antisipasi. Saat Kita Panik, Pikiran Sehat kita dapat menurun sampai minus bahkan sampai menuju irasional dalam melihat sesuatu.
Pengalaman rasa Panik para murid dalam Injil Hari ini dipicu oleh badai gelombang yang menghantam perahu yang sedang mereka tumpangi sehingga mereka nyaris tenggelam yang akan membawa maut bagi nyawa mereka. Ada berbagai Reaksi dari antara para murid. Ada yang mungkin berebutan ban dalam agar jika tenggelam mereka masih bisa memegang ban dalam yang terisi angin untuk menuju daratan atau dermaga. Ada yang teriak minta pertolongan Tuhan. Ada yang menangis. Ada yang saling menguatkan. Ada yang pasrah pada yang Maha Kuasa. Tetapi dalam Injil Hari ini, derajat kepanikan para murid itu sudah lumayan Tinggi. Terlihat jelas dalam pandangan mereka yang irasional pada saat Tuhan Yesus datang menghampiri mereka yang sedang berjalan di atas air. Para murid melihat Tuhan Yesus sebagai seorang hantu. Bayangkan, tingkat kepanikan yang Tinggi menciptakan pandangan yang irasional terhadap Tuhan sebagai hantu. Emosi kepanikan benar-benar berpengaruh pada irasionalitas dalam memandang Tuhan sebagai Hantu.
Irasionalitas itu dapat disembuhkan lewat Tahap berikut yaitu dari pihak Luar dalam hal ini Tuhan Yesus sendiri mengkomunikasikan identitas Diri pribadi-Nya sendiri sebagai Tuhan Yesus kepada para murid yang Panik dan irasional terhadap pengenalan Diri Tuhan Yesus sang guru dan pemimpin mereka. Yesus menyembuhkan kepanikan para murid yang sedang irasional terhadap diriNya dengan Sabda: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut." Saat itu mereka sadar dan menyambut Tuhan Yesus memasuki perahu mereka. Setelah Yesus Masuk ke dalam perahu dan tinggal bersama mereka di dalam Perahu, maka angin badai alam pun redalah dan badai kepanikan Psikologis dan pikiran irasional mereka pun mulai kembali normal. Mereka sadar bahwa bersama Yesus semua tenang. Alam pun tenang. Hati dan pikiran pun tenang dan normal. Tuhan memberi diriNya kepada para murid untuk menyelamatkan mereka. Inilah kasih/beri Sempurna Tuhan bagi Kita manusia. Kita beri/kasih Tuhan seluruh Diri Kita seutuhnya sehingga kasih Allah effektif dalam Diri Kita.
Pesan bagi kita. Tinggal di luar Yesus, tidak ada keselamatan. Hanya hidup di dalam Tuhan Yesus ada keselamatan. Mari Kita setia tinggal bersama Yesus dan berjalan bersama Yesus Tuhan adalah satu-satunya keselamatan Kita umat manusia. ***